Pages

Kamis, 21 November 2013

Keadilan Di Dalam Islam



السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَافِيَةُ لِلْمُقِسِطِيْنَ. وَلاَعُدْوَانَ إِلاَ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. اَلَّلهُمَّ صَلّىِ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ, وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ (اَمَّا بَعْدُ)

Hadirin yang kami hormati
Keadilan, merupakan tiang penyangga daya suatu negara. Bila keadilan suatu bangsa tegak, maka  bangsa akan makmur. Tapi andai keadilan suatu bangsa mulai lentur, konstitusi simpang siur, hukum tercampur urusan dapur, sementara pemimpin  asyik tidur, niscaya bangsa akan hancur. A wickednes may bring year of sorrow, seorang pemimpin tidak adil bisa jutaan manusia menderita, tenggelam dalam untaian air mata untuk selama-lamanya.
Untuk itu, saya, saudara-saudara para mahasiswa, para pemimpin bangsa dan kita semua bangsa Indoensia, harus memiliki semangat untuk menegakan hukum dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan di persada nusantara yang kita cintai ini.  Bagaimana caranya? Sebagai jawabannya “Keadilan di dalam Islam” adalah tema syarhil qur’an yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini dengan rujukan al-Qur’an surat al-Maidah [5]: 8
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hadirin yang kami hormati
Ayat tersebut merupakan landasan theologis kepada kita, saya, saudara, dan seluruh insan beriman, agar selalu menjadi penegak kebenaran, menjadi saksi dengan adil, dan kebencian terhadap suatu kaum tidak menjadi hambatan untuk menegakan keadilan. Prinsipnya menurut imam ibnu Katsir  dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim:
كونوا  قوامين  بالحق لله عزوجلا  لا لآجل  الناس  والسمعه
Jadilah kalian komunitas penegak kebenaran dan keadilan karena Allah ‘Aja wa Jalla semata, bukan karena manusia maupun yang lainnya. Inilah yang dimaksud dengan essensi kalimat:
اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
Berlaku adil-lah karena sikap adil  sebagai manifestasi insan bertaqwa
Dengan demikian, ayat ini sebagai memotivasi sekaligus instruksi kepada kita, para pemimpin bangsa,  para penegak hukum, untuk bersikap adil dalam berbagai hal di republik ini, guna menghantarkan Indonesia menjadi bangsa kosmopolitan, yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.“Peat justita preat mundus” keadilan harus tetap tegak sekalipun bumi akan hancur.
Pantas saudara-saudara, para ulama Tafsir menetapkan “adalah”  atau keadilan ini sebagai salah satu dari al-Mabadi al-Khams atau lima prinsip utama. Bahkan Rasulullah SAW bersabda:
لو لا عدل الأمرآء لأكل الناس بعضهم بعضا كما اكل الدئب الغنم
Kalau pemimpin tidak berlaku adil, niscaya manusia satu menjadi pemangsa bagi manusia yang lain laksana Srigala memangsa binatang lemah lainnya.
Kita lihat sejarah, Rumania ketika di pimpin oleh Nicola Susesco pemimpinnya poya-poya tapi rakyatnya sengsara, Iran ketika di pimpin oleh Reza Pahlepi pemimpinya megah rakyatnya susah, perancis kertika di pimpin Lois XVI dan Ratu Maria Antonate,  pemimpinnya makmur rakyatnya hancur tersungkur. Ini adalah fakta sejarah, tragisnya suatu bangsa ketika keadilan dipendam, dibungkam, dan ditikam oleh penguasa, maka rakyat akan hancur binasa.

Hadirin yang kami hormati
Sedangkan yang dimaksud adil menurut Islam adalah sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan hal-hak seseorang, dan cara yang tepat dalam pengambilan keputusan secara objektif-proforsional. Sehingga penuangan keadilan dalam al-Qur’an bersifat talionis dan kompensatoris, sebagaimana diisyaratkan dalam penggalam kalam Illahi pada surat al-Nisa [5]: 35
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai insan-insan nan beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.
Ayat ini merupakan prinsip efistemologis dalam menegakan keadilan. Sedangkan secara histories-sosiologis, setting social turunnya ayat tersebut menurut riwayat  Ibn Jatsir yang bersumber dari Assudi diturunkan berkenaan dengan pengaduan dua orang bersengketa antara si kaya dan si miskin yang sama-sama meminta keadilan kepada Rasulullah. Rasul ternyata, cenderung untuk memenangkan perkara si miskin. Pada saat itu datang teguran dari Allah yang terangkai pada surat al-Nisa ayat 35 tadi, sebagai petunjuk kepada rasulullah agar bersikap adil dengan tidak menghukumi sebelah pihak yang diisyaratkan dalam kalimat:
كونوا قوامين  الله  شهدا بالقسط أي كونوا قومين بالحق لله عزوجلا لا لاجل الناس والسمعه
Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Sehingga Rasulullah SAW dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin umat, dengan tegas bersabda:
واللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا 
Demi Allah, kalau Fatimah puteriku, terbukti mencuri, pasti akan aku sendiri yang akan  memotong tangannya”. Allahu Akbar.
Ini hadirin tipe pemimpin pelindung rakyat  yang menegakan keadilan. Sebab kalau pemimpinnya tidak adil, niscaya akan muncul low of jungle to politely of people, hukum rimba menjadi peradaban. Kalau pemimpinnya tidak adil, niscaya akan lahir penguasa-penguasa bergaya tupai, bermental keledai, yang siap membantai; bahkan tidak mustahil akan lahir penguasa-penguasa bermental durjana, berairmata buaya pandai berpura-pura, gayanya  bak orator padahal biangnya koruptor, Naudzubillah min Dzalik.
Lalu bagaimanakah praktek keadilan di negara kita? Al-hamdulillah, pemerintah kita sedang giat-giatnya menegakan keadilan, dengan cara mengusut tuntas para pelanggar hukum, terutama para koruptor kelas kakap. Demikian pula fatwa para ulama, himbauan para tokoh masyarakat bahkan yang membanggakan teriakan keadilan yang disuarakan oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia turut mendukung tegaknya keadilan baik keadilan dalam bidang hukum, pendidikan, ekonomi, keamanan maupun keadilan dalam bidang kesehatan.  Jangan sampai orang kaya masuk rumah sakit diobati, sementara orang papa, rakyat jelata  masuk rumah sakit eh…eh.. disuntik mati. Na’udzubillah min Dzalik.
Namun kita semua harus optimis, bahwa keadilan akan tegak di Indonesia jika diunjang oleh komitmen para pemimpin bangsa yang ditopang oleh kita semua. Dan inilah yang dimaksud amal sholeh dalam konteks pembangunan yang akan mendapat balasan dari Allah, sebagaimana terangkai dalam al-Qur'an surat. al-Maidah [5]: 9
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
Allah telah berjanji kepada orang yang beriman dan beramal kebaikan, bahwa bagi mereka ampunan dan pahala yang berlimpah. (QS. al-Mâ`idah : 9(
Dengan berakhirnya ayat tadi uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa adil adalah menempatkan sesuatu secara objektif-proporsional. Keadilan adalah tiang penyangga daya suatu negara. Jika pemimpin adil negara akan makmur. Tapi jika pemimpin tidak adil niscaya negara akan hancur tersungkur.
Oleh karena melalui momentum syarh al-Qur'an ini, kami menghimbau kepada seluruh komponen bangsa terutama para penguasa, para penegak hukum untuk tidak pantang menyerah menegakan keadilan, meneriakan kebenaran demi kejayaan bangsa Indoensia yang kita banggakan. Semoga keadilan tetap jaya di negara kita. Amin ya Rabbal’alamin.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركا ته








0 komentar:

Posting Komentar