Pages

Kamis, 21 November 2013

Kewajiban Ihsan Kepada Orang Tua



السلا م عليكم و رحمة الله وبركته
الحمد لله الذي أمرنا ببر الوالد ين، والصلاة والسلام على سيد نامحمد المبعثين لثقلين، وعلى أله وأصحابه الذين يبتغون فضلا من الله فى الدرين (أما بعد).

Hadirin ikhwat al-Iman yang berbahagia
Orang tua adalah wali yang dipilih Tuhan bagi anak-anak mereka, setiap anak yang menentang kebaikan orang tuanya berarti menentang Tuhan-Nya. Demikian ungkapan Tom Calliette yang dinukil dalam buku Magic Words That Change Your Life.
Namun apa yang terjadi sekarang hadirin? Anak yang merupakan tsamrotul qulub sibuah hati, belahan jantung, penerus cita dan cerita setiap orang tua, telah menodai sejarah peradaban manusia. Sejak Kan'an ditenggelamkan banjir, akibat keras hati menolak ajakan ayahnya untuk menyembah Allah. Alqamah sulit menghembuskan nafas terakhir akibat lebih memuliakan isterinya yang cantik jelita daripada ibunya yang tua renta, bahkan Malin Kundang dikutuk menjadi batu hingga membeku akibat lebih memilih harta dan jabatan daripada orang tuanya yang papa tiada berdaya.
 Tapi kejahatan Kan'an, Alqamah dan Malin Kundang belum seberapa jika di bandingkan dengan kejahatan anak-anak terhadap orang tuanya di abad ini. Karena tidak sedikit anak yang tidak memuliakan kedua orang tuanya, berani menghina, menganiaya, memperkosa bahkan dengan tega membunuh orang tuanya. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Apakah kita rela anak-anak kita seperti itu? Tentu tidak Hadirin. Oleh karena itu Kewajiban Ihsan Kepada Kedua Orang Tua adalah topik syarahan pada kesempatan ini dengan landasan QS: An-Nisa [4] : 36
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا
Sembahlah Allah dan janganlah kau persekutukan Ia dengan sesuatu pun, berlakulah baik kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak yatim, orang miskin, jiran yang dekat dan yang jauh, teman sejawat, orang yang terlantar dalam perjalanan dan hamba sahaya-Mu. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi besar omong.

Hadirin yang kami hormati
Secara tekstual Sabab al-Nuzul ayat tersebut menurut Ibnu Abi Hakim dari Sa'id bin Zubair merupakan teguran kepada cendekiawan Bani Israil yang bakhil terhadap ilmu yang mereka miliki dan melupakan sesama bahkan jasa kedua orang tuanya. Padahal dalam ayat tersebut dijelaskan tentang kewajiban ihsan kepada kedua orang tua yang ditempatkan setelah kewajiban beribadah kepada Allah. Hal ini diisyaratkan dengan kalimat
واعبد الله ولا تشركوا به شيأ وبالوالدين إحسانا.
Dengan menggunakan "wau" athaf dan bersighat amar. Sedangkan kaidah ushul fiqih mengatakan
ألأصل فى الأمر للوجوب.
Asal suatu perintah adalah wajib
Dengan demikian wajib bagi kita, saya, saudara dan seluruh insan beriman untuk beribadah kepada Allah dan ihsan kepada kedua orang tua sebagai
سباب الظاهر لوجوده وعشيته
Sebab lahir dan hidupnya seseorang di muka bumi in

Hadirin yang saya hormati
Kita dibesarkan dalam pelukan dan dekapan kasih sayang orang tua yang tiada terhingga, seorang Ibu Subhanalloh perjuangannya semenjak ia hamil selama sembilan bulan dalam keadaan lemah, melahirkan dengan sangat susah, hati terasa resah bahkan keringat dan darah bersimbah. Begitu pula seorang Ayah memeras keringat banting tulang, dari pagi hingga petang mencari nafkah untuk anak-anaknya. Betapa tak terhitung jasa dan pengorbanan kedua orang tua. Pantas kita selaku anak mempunyai kewajiban ihsan kepada keduanya
Syekh Abi Abdillah Abdirrahman bin Nasir dalam Tafsir As Sa'di  menjelaskan
وبالوالدين إحسانا أي أحسنوا إليهما بأحسن القول الكريم والفعل الجميل بطاعة أمرها واجتناب نهيهما
Berbuat baiklah kepada kedua orang tua dengan perkataan yang mulia, perilaku yang baik, taat pada perintahnya dan menjauhi larangannya.
Namun sayang Hadirin di era globalisasi sekarang ini, semakin marak lahirnya anak yang berani membentak, memukul, menampar, mengusir bahkan membantai secara perlahan dan mengerikan. Seperti nasib naas yang dialami oleh Rohandi di Purbalingga ia dibunuh dengan sangat mengerikan oleh Wagiman anaknya karena jengkel dinasehati.
Padahal bukankah Rasulullah SAW bersabda:
رضى الله فى رضى الوالدين وشخة الله فى شخة الوالدين.
Ridha Allah ada dalam ridha kedua orang tua dan murka Allah ada dalam murka kedua orang tua.
Lalu bagaimana tuntunan Al-Qur'an tentang ihsan kepada kedua orang tua? Sebagai jawabannya terangkai dalam QS: Al-Isra [17] : 23
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَتَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memutuskan supaya kamu jangan menyembah yang selain Ia, berbuat baiklah kepada Ibu Bapak mu, jika salah seorang dari keduanya atau keduanya mencapai usia tua padamu, janganlah katakana pada mereka "ah" dan janganlah kau bentak mereka, tapi katakanlah dengan kata-kata yang mulia

Hadirin yang kami horamti
Ayat tersebut merupakan landasan metodis berbuat baik kepada kedua orang tua
فلا تقل لهما أف     Dilarang mengatakan perkataan "ah" karena akan menyinggung perasaannya dan menghancurkan hatinya. Dalam kaidah Ushul Fiqih ini merupakan mafhum mukholafah fakhwal khitob yang mengandung pengertian jangankan memukul, menganiaya, mengatakan "ah" saja tidak boleh.
ولا تنهر هما Dilarang membentak kedua orang tua, tapi sebaliknya bahagiakan keduanya dengan dengan perkataan yang mulia penuh rasa hormat dan sopan santun.   وقل لهم قولا كريما
Oleh karena itu melalui Musabaqah Syarhil Qur'an ini kami menghimbau kepada hadirin sekalian untuk berbakti kepada kedua orang tua dengan perkataan, perbuatan, maupun do'a yang kita panjatkan kepada Allah nan Maha Rahman. Di tengah-tengah keheningan malam yang sedang mencekam, disaat orang lain tertidur lelap dengan mimpi-mimpi indahnya, kita bangun membasuh muka dengan air wudlu, lantas bersujud seraya bertahajud, mencucurkan air mata terbayang betapa banyak kasih sayang orang tua kepada kita dan betapa sidikit kasih sayang kita kepada keduanya. Seraya lisan berucap
أللهم اغفرلى ولوالدي وارحمحماكما ربيانى صغيرا
Anak-anak seperti inilah yang kelak akan mendapat ampunan dan pahal yang berlimpahan. Sebagaiman terangkai dalam QS: Al-Maidah [5] : 9
وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُم مَّغْفِرَةُُ وَأَجْرٌ عَظِيمُُ
Allah telah berjanji kepada insan nan beriman dan insan nan berbuat amak kebajikan bagi mereka ampunan dan pahal yang berlimpahan.
Hadirin yang kami hormati
Dengan berakhirnya Kalam Illahi tersebut uraian kami dapat disimpulkan bahwa ihsan kepada kedua orang tua merupakan kewajiban setelah beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali melukai hati kedua orang tua kita baik dengan perkataan, sikap maupun perbuatan. Niscaya Allah memberi keberkahan bagi kita, di dunia kini maupun di akhirat nanti. Amin Ya Allah Ya Rabbal 'Aaamin.
Demikin uraian dari kami, terima kasih atas segala perhatina dan mohon maaf atas segala kekurangan.
والسلا م عليكم و رحمة الله

2 komentar:

  1. assalamu'alaikum, maaf saya hanya mau tanya, teks syarhil ini sumbernya dari mana yah? terimakasih

    BalasHapus
  2. assalamu'alaikum, maaf saya hanya mau tanya, teks syarhil ini sumbernya dari mana yah? terimakasih

    BalasHapus